La Tahzan

2/26/2008 / Diposting oleh iffah syahidah / komentar (0)

22 januari'08

Allah....tiada lagi tempat mengadu sgala resahku selain pada-Mu
sedih, kesel, kecewa smua rasa bercampur baur gak tau harus bagaimana. aku seakan kehilangan arah.
Ternyata benar kita gak bisa mendapatkan semua yang kita inginkan, dan smua itu adalah skenario Allah.

Dan kesungguhan itu kadang butuh pembuktian, dan menjalaninya butuh kesabaran serta yang paling sulit adalah berusaha untuk selalu berhusnuzhan sama apapun yang ditakdirkan Allah...

Hanya kata 'La Tahzan Allah selalu bersamamu' yang menjadi penawar luka
Allah....aku yakin akan semua janji-Mu bagi hamba yang slalu bersabar.
Kuatkan aku Ya Rabby....

Label:

Rabb....ikat Hati kami Dalam Cinta-Mu

2/25/2008 / Diposting oleh iffah syahidah / komentar (0)

24 Februari 2008

Getaran itu hadir lagi setelah sekian lama aku tidak merasakannya. Getaran di hati yang mampu menyesakkan dada, membangkitkan semangat dan membuat pecahnya tangis keharuan....
Sungguh getaran yang sudah lama ku rindu kehadirannya....

Ia muncul begitu saja ketika sebuah sms masuk ke HPku, yang isinya " asw, kak sayang gimana kabarnya?kami kangen nih ?oya kak, InsyaAllah kami Akhwat SF mau mabit dan ingin diskusi tentang masalah DF kita dengan kakak.kak datang ya? Dug, jantung berdegup kencang, mendadak kepalaku pusing Ya Rabb.... apa yang telah ku lakukan, Aku telah melupakan hak-hak saudaraku......
Dengan tangan gemetar ku balas sms itu' wa'alaykmslm, kakak juga kangen nih sama akhwat, InsyaAllah kakak datang dek....

Malam itu ku tatap wajah-wajah yang dulu pernah membuat getaran bahagia dihatiku, membuat pecah tangis keharuan ketika melihat wajah-wajah mereka yang penuh smangat.
Hari ini mereka adalah orang-orang yang berada di barisan terdepan perjuangan ini, tapi saat ini wajah-wajah itu seperti kehilangan smangat, satu persatu mereka mengungkapkan keluh kesah mereka sambil berurai air mata.
Ya Rabb...Ampuni aku yang telah meninggalkan mereka, tanpa terlebih dahulu menguatkan dan mengokohkan pijakan mereka. Maafkan kakak adik-adikku...
Malam itu kami habis waktu bersama, hingga tanpa sadar jarum jam dah menunjukkan pkl 4.oo dini hari.

Walaupun paginya semua teler karena gak tidur semalaman, namun wajah-wajah itu kembali smangat dan yang paling bahagia adalah aku karena Allah telah memberi aku waktu untuk membayar hutangku pada mereka....,Terima kasih Ya Allah...
Ya Rabb...Ikat Hati Kami Dalam Cinta-Mu dan kuatkan pijakan kami di jalan mulia ini

To; Mujahidahku (Marni, indah, Rika dan Yuni), Perjuangan kita masih panjang...., Tapi yakinlah Allah slalu bersama orang yang memperjuangkan Din-nya. Cayyo...!!!^_^

Label:

Senyum-senyum Rasulullah...

2/21/2008 / Diposting oleh iffah syahidah / komentar (0)

Senyum adalah suatu amal yang mudah dilakukan, namun memiliki nilai ibadah jika kita melakukannya karena Allah, berikut ini kisah-kisah yang menceritakan tentang hal-hal yang membuat Rasullah (insan paling mulia) tersenyum:

1.Senyum Setahun

Pada suatu ketika Sayyidina Abubakar ra pergi ke Basra untuk berdagang. Dalam perjalanan ini ia disertai oleh Nu'aiman bin Amru, orang yang paling terkenal lucu dikalangan Ansor. Banyak leluconnya yang menyebabkan Rasulullah saw menjaditertawa, sehingga setiap kali Rasulullah berjumpa dengan Nu'aiman, beliau tidak dapat menahan diri untuk tersenyum.

Pada perjalanan menuju ke Basra itu, ikut pula menyertai mereka seorang pegawai Sayyidina Abubakar ra, yang bernama Suwaith bin Haramalah yang bertanggung jawab dalam masalah urusan logistik/makanan.

Ketika Abubakar ra meninggalkan mereka untuk sementara waktu, maka Nu'aiman mendatangi Suwaith serta meminta makanan. Suwaith menolak untuk memberikannya, sampai Abubakar ra datang kembali. Mendengar jawaban Suwaith, Nu'aiman bersumpah akan membalas perlakuan Suwaith tersebut. Dia lalu mendatangi suatu kaum dan menawarkan kepada mereka seorang budak yang hendak dijualnya. Dan mereka bersedia untuk membeli budak yang ditawarkannya itu.

Kemudian Nu'aiman berkata kepada mereka: " Budak ini bayak bicaranya. Nanti, dia pasti akan mengatakan: Saya bukan budaknya, saya orang bebas dan seterusnya. Dan kalau nanti ia berkata demikian, tinggalkanlah dia, jangan dibeli serta jangan merusak budakku." Lalu mereka berkata: Tidak, kami akan tetap membelinya dan kami tidak akan peduli dengan ucapannya.

Lalu jadilah mereka membelinya dan dibayar, tanpa memberitahukan sama sekali kepada Suwaith. mereka melepaskan surbannya dan digantungkan dilehernya serta tidak menghiraukan perlawanan yang diberikan Suwaith.

Ketika Abubakar ra tiba kembali serta menanyakan diman Suwaith berada, maka Nu'aiman menceritakan segala kejadian yang telah berlalu. Abubakar ra segera menyusul rombongan kaum yang telah membeli Suwaith tersebut, lalu ditebus kembali dan dibawanya pulang.

Pada saat disampaikan peristiwa ini kepada Rasulullah saw, beliau ketawa atas perbuatan Nu'aiman tersebut, dan selama setahun bila melihat Nu'aiman beliau selalu tersenyum.
2. Umar ra dan Wanita-wanita Quraisy

Pada suatu ketika Sayyidina Umar ra meminta izin untuk bertemu RAsulullah saw. Sedangkan pada saat itu terdapat beberapa orang wanita Quraisy yang sedang menanyakan beberapa masalah dan terdengar mereka berbicara dengan riuh, ramai serta suara keras.
Ketika Umar ra masuk, mereka segera diam dan membetulkan kerudung mereka masing-masing. Melihat kejadian demikian Rasulullah saw tertawa.
Waktu melihat Rasulullah saw tertawa, Umar ra bertanya kepada beliau:"Mengapa engkau tertawa ya Rasulullah?
Nabi saw menjawab:"Saya heran, ketika wanita-wanita itu mendengar suaramu, cepat-cepat mereka membetulkan letak kerudung mereka."
Mendengar ucapan Rasululah saw tersebut Umar ra berkata: "Sepantasnya engkaulah, ya Rasululah yang lebih disegani dari pada aku."

Kemudian Umar ra mendekati para wanita tersebut dan berkata: " Kalian melawan diri kalian sendiri, mengapa kalian lebih takut kepada saya dari pada kepada Rasululah?"

Wanita-wanita itu menjawab: " Engkau berhati kasar dan lebih keras dari pada Rasululah."


Mendengar apa yang dikatakan oleh para wanita Quraisy tersebut Rasululah saw lalu berkata: "Hai Ibnul Khattab, demi Allah apabila setan berjumpa dengan engkau di jalan yang engkau lalui, maka dia akan menjauh dan melewati jalan yang lain."(riwayat Bukhori)

Label:

*Rumah Idaman....

2/19/2008 / Diposting oleh iffah syahidah / komentar (0)

Rumahku adalah surgaku, begitu semboyan impian keluarga mendo'akan rumah sendiri, walaupun rumahnya hanya berdinding bambu, beratapkan rumbia, beralaskan tanah.Dari rumah dimulai proses pembentukan diri seseorang. Dari rumah sinar kebahagiaan memancar. Sebaliknya runtuhnya sebuah keluarga dimulai dari "kehancuran" sebuah rumah.

Sejarah besar sebuah bangsa sesungguhnya berawal dari rumah, bermula dari kamar-kamar di rumah. Untuk itu Rasulullah bersabda," Terangilah rumah-rumahmu dengan shalat dan bacaan Al-Qur'an."

Rumah yang orang-orang di dalamnya selalu mendengungkan ayat-ayat suci Al-Qur'an adalah rumah yang dijaga malaikat, yang mampu memberikan kesejukan dan ketentraman. Pepatah mengatakan,"Money can buy enjoyment, but not happiness.Money can buy house, but not home,(uang dapat membeli kesenangan, tapi tidak kebahagiaan. uang dapat membeli rumah, tapi tidak keluarga)." Bagaimanakah keadaan rumah kita ????

Belajar Bersyukur...

2/19/2008 / Diposting oleh iffah syahidah / komentar (0)

Pernahkah anda terbangun ditengah malam buta dan bertanya pada diri sendiri, "siapakah saya?siapa yang membangunkan saya? Untuk apa saya terbangun? kemudian Anda berwudhu, shalat, lama bersujud memohon ampunan atas dosa yang perbuat. Ah, nikmatnya.

Menurut para pakar, seseorang yang terbiasa berpikir, berintrospeksi diri, dan memperhatikan kecacatan diri serta mengingat rezeki dari Allah, niscaya dia mampu mengetahui pangkal setiap kelakuan dosanya, yakni nafsu amarahnya dan ia menyadari bahwa amarahnya tersebut bodoh dan zhalim.

Bila kita belum mampu mensyukuri nikmat yang Allah turunkan, meskipun itu hanya sebesar atom, saat inilah kita belajar bersyukur. Allah sendiri menuntun kita agar senantiasa berdo'a seperti yang tercantum surah Al-Ahqaaf ayat15," ...ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu-bapakku..."

Label:

Refleksi DiRi

2/05/2008 / Diposting oleh iffah syahidah / komentar (1)

Kita diingatkan Imam Syafi'i dengan wasiatnya."Memang sebenarnya putaran zaman itu menakjubkan, sekali waktu engkau akan mengalami keterpurukan,tetapi pada saat yang lain engkau memperoleh kejayaan."

Hal ini mengingatkan kita tentang perputaran tahun , manusia mengisi catatan kehidupannya.Tiap perputaran waktu diikuti perubahan yang juga tak kalah cepat. Namun tiap masa berganti, kita selalu mengharapkan adanya perbaikan dalam diri dan kehidupan sekitar.
Sebagaimana saat ini kita baru beranjak menjejak Tahun Baru Hijriah 1429 yang bertepatan dengan 10 Januari 2008. Namun, pergantian Hijriah tidaklah segegapgempita tatkala umat dunia memperingati pergantian tahun masehi. Kalaupun ada peringatan, helatnya amat sunyi di surau-surau dan di masjid-masjid. Maka, syiar tahun Hijriah tak dapat dipungkiri menjadi sepi.
Dalam setiap pergantian tahun, pesan yang umum disampaikan adalah agar setiap diri (individu)menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Sebab, kalau berhenti dalam kondisi sama seperti sebelumnya berarti tidak ada kemajuan,tertinggal yang berarti kemuduran.
Hal terpenting dari peringatan tahun baru Hijriah adalah menjadikan hidup lebih baik. Lebih baik tak sekedar baik.Sebab, lebih baik berarti ada peningkatan produktivitas, baik dari segi jumlah maupun mutu.

Hijrah kali ini menantang kita untuk melakukan tafakur personal maupun sosial.
Hijrah secara pribadi sebagai hamba ALLah, serta hijrah masal sebagai kesatuan umat Islam. Hijrah dari sifat-sifat tercela (malas,kikir,tamak,sombong dsb)yang selama ini melekat dalam pribadi kita dan umat.Hijrah menuju bangkit dan terciptanya pribadi-pribadi tangguh serta umat yang kokoh dalam menghadapi tantangan zaman yang tidak menentu dan makin beragam.
Hijrah dengan bekal ilmu, iman dan amal yang nyata dalam membangun kembali kejayaan Islam yang kita cita-citakan,Allahu Akbar...!!!

Label:

Bekal Perjalanan Panjang...

2/04/2008 / Diposting oleh iffah syahidah / komentar (0)

Imam syahid Hasan AlBanna mangatakan,
" Ada tiga hal yang seandainya ada dalam jiwa kita maka kita akan dibawa melangkah ke jalan kemuliaan dan kemenagan sebagaimana telah terjadi pada generasi Rasulullah saw, yaitu Keimanan yang sempurna, cinta, pengorbanan".

Keimanan Yang Sempurna
Bagi setiap muslim, keimanan dalah fondasi sekaligus ruh kehidupan. ia adalah nilai yang senantiasa menuntut perhatian utama. Belajar dari jejak sejarah kelompok manusia mulia, keimanan dalah koridor kemurnian amal, daya taha sekaligus sumber motivasi.
Keimanan ini membresihkan mereka dari keinginan apapunselain dakwah. Mereka telah mendengarkan seruan, " maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah,"(QS 51:50) Lalu bagaimanakah dengan kita sekalian?

Saat ini, pengusungan panji dakwah berhadapan dengan godaan pamrih yang tidak keci. Godaan pamrih tersebut laksana badai menerjang fondasi-fondasi keimanan. Ini menjadi tanda dimulainya fase pembuktian keimanan. Kemampuan bertahan dari godaan-godaan popularitas membutuhkan kekuatan jiwa yang lahir dari pemahaman keimanan yang sehat.

Hari ini jargon-jargon perjuangan menuntut untuk mnjadi akhlak keseharian. Dapatkah kita bertahan terhadap semua ini dengan keimanan seadanya? Niscaya kita akan terseret arus dan bergabung dengan sampah-sampah kehidupan yang mengalir yang mengalir didalamnya.

Cinta
Kesatuan hati dan keterpautan jiwa telah ditetapakan menjadi salah satu kekuatan utama mengusung amanah mulia. Ketika ia merenggang, maka terburailah semua pilinan bekal perjuangan. Kualitas cinta selain sebagai wujud konkrit keimanan, juga menjadi ujian awal perjuangan.

Segudang fitnah dakwah menjebak kita melunturkan kekentalan cinta hanya menjadi simbolisasi formal yang kehilangan makna.
Generasi sahabat telah memberikan teladan akan fenomena cinta yang dipuji oleh Allah SWT "Dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan,"(QS.59:9)
Inilah warisan kemuliaan sebagai nikmat teladan sekaligus ujian yang menuntut pembuktian. Harus menjadi kesadaran besar dalam kehidupan hari ini adalah krisis cinta murni.

Keberadaan kita hanya akan menjadi salah satudari dua kemungkinan. memperparah kondisi tersebut atau mementaskan kehidupan baru berselimut cinta hakiki yang murni.

Pengorbanan
Pengorbanan adalah salah satu kata kunci perjuangan. Ia menjadi fakta yang dekat dalam kehidupan setiap profil mujahid.
Rasulullah saw mendidik para sahabat dengan conroh konkrit nilai-nilai pengorbanan. Bercerai dari keluarga, menggung beben kejiwaan yang tidak ringan, bahkan merelakan selembar nyawa yang didahului koyaknya jasad penopang.

Lalu bagaimanakah dengan kita hari ini. Saat baru saja kita lalui hari besar simbol pengorbanan. Apakah juga kita perbaharui komitmen perjuangan beserta konsekuensinya yang pasti kita jelang , ataukah agenda-agenda kita tetap kental dengan keterlenaan dan pengorbanan sebatas pengakuan. Akhirnya setiapa kita yang komitmen dengan ikrar perjuangan, tidak ada pilihan lain selain menghitung kembali semua bekal tersebut.

Sebanyak apa telah kita kumpulkan dalam diri kita. Apakah keterlibatan kita kita selama ini dalam barisan para pejuang adalah buah dari pemahaman, ataukah karena jebakan kondisi sesaat yang mengiring alur kehidupan kita.
Hari ini kita hidup alam dinamika yang berbeda. peran dan tuntutannya pun berbeda. Namun yang sama adalah kita berada diatas jalan yanga mulia. Kita tetap layak berada di sana selama bekalan berjuang ini ini menjadi agenda utama muhasabah kita.
Dengan kita berharap Allah membersihkan diri kita dati tendensi apapun selain Ma'rifatullah dan ukhuwah.

Wallahu a'lam bish showwab.
l

Label: